Bobby Earl Freeberg, mantan pilot Amerika pada perang dunia ke 2, sangat bersimpati pada perjuangan bangsa Indonesia. Sampai2 ia menggunakan tabungan pribadinya sendiri untuk membeli pesawat DC3 surplus perang Dunia ke 2. Pesawat tersebut ia terbangkan untuk berbagai keperluan penerbangan RI, seperti "Operasi Kalimantan", menerbangkan pejabat RI, penerobosan blokade, menyelundupkan hasil produksi Indonesia, dan menerjunkan senjata bagi pejuang Indonesia.
Bobby Earl Freeberg hilang bersama pesawatnya RI 002 dalam salah satu misi penerbangan pada tanggal 30 September 1948.
Apa kata Bobby Earl Freeberg si orang yahudi amerika, kalau ia tahu bahwa bangsa yang ia bela dan sayangi sampai nyawanya pun ia sumbangkan, ternyata di kemudian hari banyak rakyatnya yang membenci bangsa yahudi.
Kapan bangsa ini belajar untuk menghargai orang dan bangsa lain tanpa diembel-embeli oleh SARA ?
Mengapa mereka yang pernah berjasa bagi negara semasa perjuangan mempertahankan kemerdekaan tak otomatis berhak mendapat penghargaan? Kira-kira itulah salah satu pertimbangan ketika Yayasan Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia dan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) bersama-sama menggelar pameran foto sehari pada 6 Mei lalu, di Gedung Arsip Nasional, Jakarta bertajuk The RI-002: Traces of a Friendship—The Story of the First Plane in the Indonesian Air Force.
Melalui pameran foto tersebut dicoba diungkap kembali sejarah RI-002 sebagai pesawat transpor pertama yang dioperasikan Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) dalam perjuangan pascakemerdekaan 17 Agustus 1945. AURI pernah mengoperasikan sejumlah pesawat C-47 Skytrain atau C-3 Dakota (versi sipil).
“War Surplus”
Seusai Perang Dunia II, pesawat angkut C-47 sisa perang (war surplus) sangat banyak jumlahnya, demikian pun para pilotnya yang umumnya veteran perang sehingga banyak yang menawarkan sewa atau jual pesawat bekas perang ini dengan harga murah, berikut pilotnya.
Oleh karena infrastruktur perhubungan masih sangat buruk maka pemerintah RI bermaksud memanfaatkan pesawat-pesawat itu untuk mendukung operasional negara yang masih berumur “balita” itu.
Majalah penerbangan Angkasa pada edisi Oktober 2006 dalam artikel bertajuk “Para Sahabat AURI yang Terlupakan” pernah mengulas kisah RI-002 dan kapten pilot Robert “Bob” Earl Freeberg. Bermula ketika pada Desember 1946, Opsir Udara III (OU III) Petit Muharto diutus ke Singapura dengan misi mengumpulkan informasi guna mendirikan penerbangan komersial yang akan menghubungkan ibu kota Yogyakarta dengan negara-negara Asia lain.
Dia bertemu Bob, seorang mantan penerbang US Air Force. Muharto yang bertindak sebagai kopilot kemudian memandu Bob menerbangkan sebuah C-47 dari Singapura ke Lapangan Terbang Maguwo, Yogyakarta, pada Maret 1947.
Kali berikutnya, Bob bisa sendiri membawa pesawat C-47 miliknya dari Pangkalan Udara Clark di Filipina ke Yogyakarta, tentu saja dengan menghindar dari pos-pos pengamatan Belanda. Pada 9 Juni 1947, di Maguwo, pesawat C-47 milik Bob ini resmi dicarter AURI dan diberi nomor registrasi RI-002, karena nomor registrasi RI-001 disediakan untuk pesawat presiden.
Maka sejak itu banyak misi penerbangan berbahaya yang dijalan RI-002. Salah satu yang terkenal dan dicatat dalam sejarah AURI adalah operasi lintas udara pertama pada 17 Oktober 1947, dengan menerjunkan 13 anggota pasukan para (kini Paskhas TNI AU) di atas Kotawaringin di Kalimantan.
Pesawat ini juga pernah mengangkut belasan kadet AURI yang akan mengikuti pendidikan pilot di Filipina, dan membawa Delegasi RI ke konferensi United Nations Economic Commission for Asia and the Far East.
Dengan demikian, RI-002 adalah pesawat transpor pertama yang banyak menghubungkan Ibu Kota RI, Yogyakarta dengan Sumatera, khususnya Bukit Tinggi, termasuk kegiatan Fond Dakota, yakni upaya Presiden Soekarno mengumpulkan dana untuk membeli pesawat sendiri dengan mengelilingi Sumatera—kelak pesawat yang dibeli itu disebut RI-001 Seulawah. Namun, lebih banyak lagi misi rahasia RI-002 (black flights) yang tak ada dalam rekaman.
Nahas tak dapat ditolak, RI-002 jatuh dan hilang pada 30 September 1948, dalam perjalanan dari Yogyakarta ke Bukittinggi dalam misi membawa 20 kg emas dari tambang di Cikotok. Mereka yang tewas adalah kapten pilot Robert “Bob” Earl Freeberg, kopilot Bambang Saptoadji (dinaikkan pangkat dari Opsir Udara III menjadi kapten anumerta, dan namanya diabadikan di sebuah Mess Perwira di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma), ahli teknik Sumadi, operator radio Suryatman, kopilot kedua Santoso dan seorang penumpang Wakil Residen Banten Semaun Bakri. Reruntuhan pesawat dan kerangka para awak dan penumpang ditemukan warga yang sedang merambah hutan di Gunung Punggur, bagian utara Lampung, Juni 1978.
Kisah Persahabatan
Pameran yang hanya sehari itu bernuansa kisah persahabatan dua bangsa yang terjalin antara Petit Muharto Kartodirdjo sebagai kopilot pesawat, dan Bob. Meski beda kebangsaan namun keduanya berperan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Direktur Eksekutif Yayasan Gedung Arsip Nasional RI Tamalia Alisjahbana berharap pameran ini dapat mendorong pemerintah Indonesia untuk mempertimbangkan pemberian suatu penghargaan bagi mereka, khususnya kepada seluruh awak RI-002, baik yang berkebangsaan Indonesia maupun AS yang tewas di Gunung Punggur, maupun yang tidak ikut tewas.
Menurut catatan wartawan senior H Rosihan Anwar (86 tahun), perintah memperdagangkan candu datang dari Wakil Presiden Mohamad Hatta kepada Menteri Keuangan pertama AA Maramis pada Februari 1948, guna mengumpulkan dana bagi perjuangan kemerdekaan RI. Artinya, meski komoditasnya candu, itu adalah misi rahasia dari negara—meski tidak pernah diakui.
Pemerintah Diharapkan Berikan Penghargaan bagi Pesawat RI-002
PESAWAT RI-002 adalah cerita kepahlawanan, keberanian, serta semangat mengatasi segala macam kesulitan yang muncul dalam suatu keadaan yang serba kekurangan; dan juga kecintaan terhadap dunia terbang dan mengenai persahabatan bukan saja antara Petit Muharto dan Bobby Freeberg, melainkan juga antara Amerika dan Indonesia.
Pemerintah seharusnya memerhatikan dan memberikan penghargaan kepada kru pesawat RI-002, kata Tamalia Alisjahbana, Direktur Eksekutif Yayasan Gedung Arsip Nasional RI Jakarta pada acara Pembukaan Pameran RI-002: Napak Tilas Persahabatan, di Gedung Arsip Nasional RI, Jalan Gajah Mada 111 Jakarta Barat, Rabu (6/5) petang.
Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Subandrio dalam sambutan tertulisnya mengatakan, atas nama TNI Angkatan Udara mengucapkan terimakasih atas penghargaan yang setinggi-tingginya atas upaya mengenang sekaligus napak tilas persahabatan yang terjalin antara bangsa Indonesia dan Amerika pada masa perjuangan.
Banyak hal-hal yang positif dari peristiwa-peristiwa masa lalu yang dapat kita ambil sebagai pelayanan sekaligus sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan langkah-langkah pengabdian kita kepada negara dan bangsa ke depan.
Diharapkan pameran ini dapat memberikan manfaat terhadap upaya untuk lebih meningkatkan persahabatan bangsa Indonesia dengan Amerika Serikat dan khususnya kepada Angkatan Udara. Sebagaimana telah dirintis oleh pendahulu kita, demikian juga melalui kegiatan pameran ini diharapkan dapat menjadi sarana informasi generasi muda sekaligus penghormatan jasa-jasa para pendahulu negeri ini oleh generasi penerus bangsa, ucapnya.
Pesawat RI-002 merupakan pesawat AURI pertama yang sesuai untuk operasi militer dan transportasi. Adakalanya pesawat ini disebut sebagai Dakota Douglas C-47 dan adakalanya disebut sebagai Dakota DC-3.
Pesawat yang masuk ke Indonesia pada tahun 1947 ini dipiloti oleh Bobby Earl Freeberg, warga kebangsaan Amerika dan ko-pilot Petit Muharto Kartodirdjo asal Indonesia.
Pesawat terbang tersebut jatuh pada tanggal 30 September 1948 dalam penerbangan dari Yogyakarta menuju Bukittinggi dengan mengangkut 20 kilogram emas dari pertambangan Cikoto, bersama muatan lain. Emas tersebut akan digunakan untuk membeli pesawat terbang baru untuk Republik Indonesia. Ketika pesawat tersebut jatuh terdiri dari kapten dan pilot Bobby Freeberg, ko-pilot Bambang Saptoadji, ahli teknik Sumadi, operator radio Suryatman, ko-pilot kedua Santoso, dan Wakil Bupati Banten Samaun Bakri.
Pesawat RI-002 menghilang. Reruntuhan pesawat tersebut ditemukan setelah 30 tahun kemudian, pada tanggal 7 April 1978 oleh dua orang petani miskin dari Sumatera yang tengah mencari ladang baru di Gunung Punggur di bagian paling utara dari Lampung.
Dalam pameran yang digelar hingga tanggal 16 Mei 2009 ini pada pintu masuk pengunjung diberikan kesempatan berpartisipasi untuk mendukung permohonan bintang jasa bagi seluruh kru pesawat RI-002.
Sementara dalam pameran yang terletak di lantai dua tersebut pengunjung dapat melihat foto dari keluarga Bobby Earl Freeberg, keluarga Petit Muharto Kartodirdjo, Sejumlah Misi-Misi RI-002, Dukungan Amerika, Agresi Militer Belanda I dan II, Komisi Jasa Baik PBB, bahkan peta penemuan sisa reruntuhan pesawat RI-002 oleh tim evakuasi AURI pada tahun 1978.
Kami berharap pameran ini dapat memperdalam pengetahuan masyarakat mengenai keadaan pada masa Perjuangan Kemerdekaan serta pertimbangan-pertimbangan yang mempengaruhi suatu negara dalam bertindak, serta dapat membangkitkan apresiasi yang lebih mendalam terhadap pesawat RI-002, ujar Tamalia.
Selain itu diharapkan pameran ini dapat menyentuh hati pemerintah agar mau memberikan kepada mereka suatu pengakuan atau penghargaan baik dalam bentuk bintang, patung (sebagaimana pernah dilakukan untuk pesawat VT-CLA setelah jatuh) ataupun bentuk lain, tambahnya.
Maiko Muhatmadi Kartodirdjo, cucu dari Petit saat ditemui seusai menyanyikan lagu Endless Love pada acara tersebut mengatakan, Sebelum kakek meninggal pada tahun 2000, ia mengatakan kepada saya Maiko selama kamu kuliah diluar be a good Indonesian dan sampai dengan sekarang aku selalu menerapkan itu sebagai warga negara yang baik.
Ayah saya adalah penggemar bahasa dan fasih dalam berbahasa Inggris yang menjadikan ia mudah untuk berkomunikasi, dan ia perintis penerbangan. Mulai dari kecil ingin terbang, hingga akhirnya mendapat kesempatan dalam membantu perjuangan sebagai ko-pilot untuk pesawat yang dikontrak CALI, ujar Eko Muhatma Kartodirdjo, 58 tahun; ayah dari Maiko dan putra pertama dari Petit Muharto ini.
Sementara itu Dwi Mudihati K, putri kedua dari Petit mengatakan, Ayah adalah sosok yang perfeksionis, kalau melakukan sesuatu tidak pernah setengah-tengah, ia selalu all out, ujarnya kepada Pelita.
Bapak menulis bukunya mengenai RI-002, sangat indah untuk dibaca karena dibuat cerita dan menggunakan Bahasa Inggris. Buku tersebut belum sempat dipublish. Kalau bisa dipublish sebagai novel atau sebagai hal persejarahan. Bapak tidak menulis atas dasar ingatan, tetapi dengan melakukan riset, bantuan dari Amerika untuk membantu menyuplai informasi yang ada di Amerika. Pada saat menulis buku tersebut pun belum ada fasilitas internet, ujar Dwi.
Menurut dia, ada pandangan-padangan dari ayahnya mengenai Indonesia dan harapannya yang terbesar kepada Pak Harto, tetapi malah kekacauan yang terjadi, saat itu Pak Harto turun dari jabatannya sebagai Presiden. Ayah meminta kepada kami --kelima anaknya kalau bisa tolong perjuangan bapak tidak sia-sia. Ada banyak kekacauan, dan korupsi di negara ini, juga layanan publik yang seharusnya menjadi nomor satu untuk rakyat.
Dengan adanya pameran ini, menurut saya kalau generasi lanjut atau sekarang ini tahu maka akan lebih bangga kepada bangsanya, ujar Ny Hj Pocut Haslinda Syahrul MD, salah satu undangan yang hadir pada acara pembukaan tersebut.
Welcome aboard, please go to 2nd floor
Contoh seragam penerbang AURI di saat revolusi kemerdekaan
Marsda TNI (purn) Boediardjo, mantan juru radio RI-002, kelak di kemudian hari menjadi menteri penerangan RI
Foto-foto kenangan yang mengabadikan ketangguhan RI-002
Foto-foto profil Bobby Earl Freeberg, mantan penerbang US Navy yang secara sukarela membantu RI dengan menerbangkan RI-002
Foto-foto profil Petit Muharto, ko-pilot RI-002
Masa-masa awal pembentukan AURI dan misi-misi yang dijalankan oleh RI-002
Mayor (AU) Tjilik Riwut, namanya kemudian diabadikan sebagai nama bandara di Palangkaraya
Berita di koran tentang RI-002 di tahun 1948
Foto saat RI-002 diketemukan di bukit Pungur, Lampung pada tahun 1978
Dakota Douglas C-47 dengan nomor register RI-002 merupakan pesawat pertama yang dimiliki Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) untuk operasi militer dan transportasi. ''Pemerintah seharusnya memperhatikan dan memberikan bintang penghargaan kepada kru pesawat tersebut,'' kata Direktur Eksekutif Yayasan Gedung Arsip Nasional RI, Tamalia Alisjahbana, di sela-sela pembukaan pameran ''RI-002: Napak Tilas Persahabatan'' di Gedung Arsip, Jakarta, Rabu (6/5) malam.Pesawat itu masuk ke Indonesia pada 1947, dipiloti oleh Bobby Earl Freeberg berkebangsaan Amerika dan kopilot Petit Muharto Kartodirdjo asal Indonesia. Namun nahas, pada 30 September 1948, pesawat tersebut jatuh dalam perjalanan dari Yogyakarta ke Bukittinggi dalam misi membawa emas dari pertambangan Cikoto.Ketika itu, kru dalam pesawat, selain Bobby dan Bambang, terdapat ahli teknik Sumadi, operator radio Suryatman, dan kopilot kedua Santoso. Sisa pesawat ditemukan warga yang sedang merambah hutan di Gunung Punggur, bagian utara Lampung, pada 7 April 1978 atau 30 tahun setelah jatuh dan hilang
Jakarta, Warta Kota
Semangat berkorban dan persahabatan tampak sangat mewarnai pameran foto bertajuk ‘RI 002: Napak Tilas Persahabatan’ di Gedung Arsip Nasional Jakarta, yang dibuka Rabu (6/5) lalu. Paling tidak itulah kesan yang ditangkap mantan Dubes Indonesia untuk Amerika Serikat, AR Ramly, seusai menyaksikan pameran tersebut.
AR Ramly sendiri masih terbilang remaja ketika pesawat RI 002 dioperasikan tahun 1946. RI 002 adalah pesawat pertama Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) yang diterbangkan seorang pilot berkebangsaan Amerika Serikat, Bobby Earl Freeberg. Dia dibantu oleh kru berkebangsaan Indonesia, Petit Muharto Kartodirdjo.
Tidak heran bila acara pembukaan pameran itu juga dihadiri oleh Dubes AS untuk Indonesia, Cameron Hume. Sebab, dibalik sejarah RI 002 terdapat cerita tentang persahabatan, bukan saja mengenai Petit Muharto dan Bobby Freeberg tapi juga antara AS dan Indonesia.
”Namun perlu diingat, pameran ini jelas tidak dapat mencakup seluruh kejadian dan orang-orang yang terlibat dengan pesawat RI 002. Sebagai contoh kami hanya berhasil menemukan keluarga mantan kru RI 002 Santoso, Boediardjo dan Petit Muharto Kartodirjo,” kata Tamalia Alisjahbana, Direktur Eksekutif Yayasan Gedung Arsip Nasional.
Dikatakan, riwayat RI 002 hanyalah salah satu cerita yang menarik selama masa perjuangan kemerdekaan. RI 002 adalah cerita kepahlawanan, keberanian serta semangat mengatasi segala macam kesulitan yang muncul dalam suatu keadaan yang serba kekurangan.
Meski RI 002 hanya secuil dari cerita panjang perjuangan kemerdekaan RI, tapi bagi AR Ramly riwayat pesawat Dakota itu memberi inspirasi tentang bagaimana seharusnya anak bangsa mengisi kemerdekaan. ”Dulu pemimpin dan rakyat bersatu untuk membela Tanah Air, bagaimana dengan pemimpin saat ini?” ujar Ramly.
Teuku Rafly Pasya, mantan suami Tamara Bleszynski, bisa memahami kerisauan mantan Dirut Pertamina tersebut. Pasalnya, menurut Rafly yang datang bersama anaknya Rasya, kondisi sekarang sangat ironis. Para pemimpin berebut mau menjadi presiden di tengah kondisi masih banyaknya rakyat yang miskin.
”Seharusnya pemimpin kita introspeksi karena dulu rakyat mengorbankan harta dan jiwanya untuk kemerdekaan. Nenek saya menyumbangkan emasnya sebanyak 15 kilogram untuk membeli pesawat guna membantu perjuangan bangsa Indonesia. Sekarang, pemimpin harusnya mendahulukan kepentingan rakyat dan bukan mengurusi ambisi pribadi,” ujar Rafly.
Siap nikah
Semangat merdeka atau mati yang menggelora pada jiwa rakyat Indonesia itu pula yang menyetrum jiwa Bobby Freeberg, pilot yang dijuluki Fearless Freeberg (Freeberg Si Pemberani), untuk ikut berjuang bersama rakyat Indonesia merebut kemerdekaan.
Langkah awalnya, pada akhir tahun 1946, Bobby keluar dari CALI, maskapai penerbangan di Manila. Selanjutnya dia meneken perjanjian carter pesawat dengan pemerintah RI yang baru dibentuk. Selama 18 bulan ia terbang untuk Republik Indonesia.
Bobby membeli pesawat Dakota Douglas C-47 dengan uang tabungannya. Setelah dicarter AURI, penerbangan pertamanya membawa muatan kina dan vanila ke Manila. Presiden Soekarno juga diterbangkan ke suluruh wilayah Sumatera dengan RI 002 untuk menggalang ‘Dana Dakota’, yang dikumpulkan untuk membeli pesawat AURI berikutnya, RI 001.
Pada tanggal 1 Oktober 1948, RI 002 terbang ke Bukittinggi. Dalam penerbangan itu pesawat tersebut mengangkut 20 kilogram emas dari pertambangan Cikoto bersama muatan lain. Emas itu akan digunakan untuk membeli pesawat baru untuk RI.
Rencana penerbangannya adalah dari Yogyakarta ke Gorda, lalu Tanjung Karang dan kemudian Bukittinggi. Namun setelah meninggalkan Tanjung Karang, RI002 hilang. Baru 30 tahun kemudian, tepatnya 7 April 1978, dua petani miskin di Sumatera yang sedang merambah hutan di Gunung Punggur (di bagian paling utara Lampung) menemukan reruntuhan RI 002. Pemerintah mengumumkan bahwa kru dan penumpang RI002 telah gugur.
Pada penerbangan terakhir RI002, di dalam pesawat itu terdapat kapten pilot Bobby Freeberg, ko-pilot Bambang Saptoadji, ahli teknik Sumadi, operator radio Suryatman, ko-pilot kedua Santoso, dan Wakil Bupati Banten Samaun Bakri.
Petit Muharto maupun Boediardjo tidak ada dalam penerbangan itu.
”Memang benar, dalam penerbangan itu Bapak (alm) Muharto justru tidak ikut. Posisinya sebagai ko-pilot digantikan Bapak Santoso. Bapak Muharto tidak bisa terbang karena sedang mempersiapkan pernikahan dengan saya. Kalau bapak ikut dalam penerbangan itu mungkin saya jadi janda sebelum berlangsung pesta penikahan,” ujar Ny Muharso (82).
Nenek yang masih terlihat cantik itu kini tinggal di Cinere. Petit Muharto sendiri meninggal dunia pada tanggal 8 Maret 2000.
Sementara Ny Santoso (78) yang tinggal di Bandung tampak sudah sulit untuk bicara. Namun, nenek itu masih bersemangat ketika diminta untuk berfoto di depan benda-benda bersejarah yang dipamerkan hingga tanggal 16 Mei 2009 mendatang.Sumber foto: Disjarah/Dispen TNI-AU
nice article.. kebetulan lg nyari bahan2 tentang The Blockade Runner pada thn 1947-1948. And yg paling ngetop ya tentu saja om Bob Freeberg :D
numpang ngesave artikelnya and salam kenal ;)
Pesawat RI 002 membawa emas sumbangan dari Banten yang diangkut dari lapangan udara Gorda, dipaksa mendarat oleh pesawat tempur Belanda di Palembang, Sumatera Selatan. Di sana terdapat militer Amerika Serikat.
Setelah emas diturunkan, pesawat RI 002 diperintahkan kembali ke pulau Jawa. Di atas Lampung pesawat RI 002 sengaja ditembak jatuh oleh pesawat tempur Belanda dan semua crew nya gugur di dalam pesawat.
Pesawat dinyatakan hilang dan baru ditemukan di hutan lebat di bukit Pungur, Lampung pada tahun 1978.
bobby earl freeberg tidak ikut dalaam pesawat yang jatuh karena sudah di turunkan oleh belanda di palembang bersama muatan emasnya.. (pernah di ulas oleh salah satu media televisi))
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut