Monday, 29 June 2009

Menyusul Suramadu, Balipapan Bangun Jembatan yg Seberangi Laut Sepanjang 7 km



Ini gambar artis mengenai jembatan layang yang menyebrangi Teluk Balikpapan, menyambungkan daerah kota Balikpapan dan kota Penajam sejauh 7 km. Dananya diperkirankan berkisar antara 4-7 triliun rupiah, rencananya dibangun investor asing pemilik lahan tambang batubara di wilayah itu, dengan konspensasi mereka diberi konsesi menambang batubara lebih banyak lagi dari wilayah itu ... boleh jugalah!

Senin, 29 Juni 2009
Kompensasikan Jembatan Balikpapan-PPU dengan Batu Bara

SAMARINDA - Pemkab Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, terus berupaya mewujudkan pembangunan jembatan Balikpapan-PPU via pantai Melawai-Nipahnipah. Pemkab bisa mewujudkan mimpi tersebut tanpa harus mengeluarkan dana. Menurut Bupati PPU Andi Harahap, ada lima investor yang siap membangun jembatan itu dengan kompensasi izin kuasa pertambangan (KP) batu bara.

Dia mengatakan, kelima investor tersebut berasal dari luar negeri. Di antaranya, Singapura, Jepang, dan Korea Selatan. ''Saya optimistis pembangunan jembatan itu terwujud," ungkapnya kepada Kaltim Post (Jawa Pos Group).

Jembatan yang diperkirakan menghabiskan biaya lebih dari Rp 4 triliun itu, lanjut Harahap, memang mengandalkan investor. Harahap menyebut, ada beberapa kemungkinan kompensasi bagi investor yang berniat membangun. ''Bisa saja dengan memberikan kompensasi berinvestasi di sektor sumber daya alam," ujarnya.

Harahap menguraikan, jembatan Melawai-Nipahnipah itu sangat penting bagi PPU. ''Sebagai pintu gerbang Kalsel dan Kalteng, wajar PPU memiliki infrastruktur seperti jembatan. Apalagi, PPU berada di tengah-tengah jalur darat dari Banjarmasin, Paser, Kalteng, Balikpapan, Samarinda, dan utara Kaltim," sambungnya.

Menurut dia, rencana pembangunan jembatan sudah berada di Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas). Dia yakin pembangunan jembatan itu tidak berpengaruh terhadap Jembatan Pulau Balang yang digarap Pemprov Kaltim. ''Saya juga baru bertemu gubernur untuk membahas jembatan ini. Gubernur tidak mengatakan menghentikan pembangunan," ungkapnya.

Saat kunjungan kerja di PPU Senin (22/6), Gubernur Awang Faroek Ishak mengungkapkan, pembangunan jembatan yang menghubungkan Penajam dan Balikpapan melalui Pulau Balang tetap dilanjutkan. ''Silakan bangun jembatan (Melawai-Nipahnipah, Red). Saat ini pembangunan jembatan itu masih dikaji. Investornya juga belum diketahui," ujarnya.

Hal yang sama diungkapkan Kepala Dinas PU dan Kimpraswil Kaltim Husinsyah. ''Hingga saat ini, setahu saya masih dikaji pemerintah pusat," ujarnya.

Sebagaimana diberitakan, tahap awal pembangunan jembatan itu memerlukan dana Rp 450 miliar. Pemkab PPU mengusulkan agar detail engineering design (DED) dan studi kelayakan dibantu pemerintah pusat. Untuk pembangunannya, pemkab juga mengajukan Rp 2 triliun ke APBN 2010. ''Kalau orang bilang saya ini mimpi membangun jembatan, kenapa tidak? Dulu juga orang berpikir demikian ketika PPU ingin lepas dari Paser dan menjadi kabupaten," ungkapnya.

Sementara itu, untuk pembangunan Jembatan Pulau Balang, kata Kepala Dinas PU dan Kimpraswil Husinsyah, sejak 2007 hingga sekarang anggaran APBD Kaltim yang dialokasikan mencapai Rp 110 miliar.

Jembatan Balang memerlukan biaya sekitar Rp 3,05 triliun. Ditargetkan, jembatan itu bisa dioperasikan pada 2012. (fel/jpnn/ruk)
http://www.jawapos.co.id/halaman/ind...tail&nid=77633


Rancangan jembatan penghubung Balikpapan-Penajam.
Selasa, 24 Februari 2009 | 09:06 WITA

PARA penyeberang yang menggunakan kapal feri di Pelabuhan Kariangau, Balikpapan, mengeluhkan tarif penyeberangan mobil dan orang yang sampai saat ini belum turun-turun. Meskipun Menteri Perhubungan sudah memerintahkan semua jasa angkutan di Indonesia menurunkan tarif, karena harga BBM sudah turun dua kali.

Bukan cuma itu saja, keluhan pengguna jasa penyeberangan Feri Kariangau yang dikelola PT ASDP (Angkutan Sungai Danau Penyeberangan), tetapi juga jarak tempuh semakin jauh. Hal ini terjadi, setelah Departemen Perhubungan kalah dalam sengketa kepemilikan lahan di Pelabuhan Somber (Balikpapan).

Oleh karenanya, PT ASDP memindahkan pelabuhan penyeberangan ke Kariangau. Jaraknya lebih jauh, dibutuhkan waktu sekitar 20 menit lebih lama. Semula lewat Pelabuhan Somber untuk menyeberang ke Penajam cukup setengah jam, sekarang memerlukan waktu 50 menit (hampir satu jam).

Jarak tempuh penyeberangan lebih lama, otomatis waktu yang diperlukan untuk antre menunggu giliran muatan feri juga semakin lama. Pada jam-jam normal, mulai masuk pelabuhan antre ke kapal sampai hingga menyeberang ke Penajam membutuhkan waktu antara 2-3 jam. Akibatnya arus transportasi antara PPU-Balikpapan menjadi tidak efektif dan melelahkan.

Kalaulah enggan menggunakan jasa penyeberangan, jalur darat bisa ditempuh dari Kota Balikpapan ke KM 38 masuk ke Sepaku terus sampai ke Kuaro (PPU), jaraknya mencapai 100 km lebih. Tetapi jarak tempuh ini menjadi tidak efisien karena dari Kuaro ke Penajam sekitar 70 km. Jarak paling dekat yang bisa ditempuh dari melalui penyeberangan adalah dari Nipahnipah ke Melawai (sekitar 1,5 km).

Kalaulah jalur itu bisa dihubungkan, maka Balikpapan-Penajam bisa menjadi satu kembali serta memperlancar transportasi Trans-Kalimantan. Jalur ini merupakan sabuk penghubung dari (Kalimantan Barat) Aruk-Pontianak - Aurkuning - Sandai - Kandangan - Pangkalan Bun - Sampit masuk ke (Kalimantan Tengah) Palangkaraya - Tumbai Nusa terus ke (Kalimantan Selatan) Banjarmasin - Pelaihari- Batu Licin menyambung ke (Kalimantan Timur) Tanah Grogot - PPU - Balikpapan - Bontang - Sangatta - Tanjung Redeb - Tanjung Selor - hingga ke Nunukan serta perbatasan dengan Tawau.

Sabuk jalan ini melingkar di Bumi Borneo kira-kira bisa mencapai 4.000-5.000 km, sekitar 60 persen kondisi jalannya rusak sedang dan rusak parah. Padahal di sepanjang jalan itu merupakan sentra-sentra perekonomian yang sangat kaya raya mulai dari perkebunan, pertanian, pertambangan dan hasil hutan.

Kita tidak bisa bayangkan seandainya, jalur itu semua mulus dan bisa dilewati kendaraan secara lancar tentu kemajuan dan keterisolasian wilayah di pulau ini bisa terpecahkan. Lebih dari itu roda perekonomian dan pembangunan akan semakin lancar dan maju pesat.

Mari kita potong kembali jalur transportasi penghubungi yang paling pendek di wilayak Kaltim yaitu Penajam - Balikpapan. Dua wilayah ini dipisahkan oleh Teluk Balikpapan atau Teluk Penajam. Dulu sebelum ada pemekaran wilayah, yaitu Kabupaten Penajam Pasir Utara (PPU),
Penajam disebut sebagai Balikpapan Seberang. Satu wilayah utuh di bawah Kota Balikpapan.

Kini keduanya terpisahkan oleh teluk dan dipisahkan pula oleh dua wilayah administratif.
Kemajuan dua wilayah ini diyakini akan semakin pesat, apabila ada jembatan penyeberangan dengan titik terpendek Nipahnipah (PPU)- Melawai (Balikpapan). Wacana untuk membangun jembatan ini sudah sudah ada sejak tahun 2000 lalu.

Tetapi lagi-lagi terbentur dana pembangunan jembatan yang semula cukup Rp 1,3 triliun (tahun 2000), kini diperkirakan membengkak (karena inflasi) menjadi sekitar Rp 4,3 triliun. Bupati PPU H. Andi Harahap dan akil Bupati H. Mustaqim MZ sedang berusaha keras agar pembangunan jembatan ini segera terealisasi.

Langkahnya sudah jelas, Maret 2009 ini akan menggelar seminar nasional tentang Trans- Kalimantan dan ujung-ujungnya menyentuh ke rencana pembangunan jembatan. Bahkan Andi mengatakan sudah menyiapkan anggaran dari APBD PPU 2009 sebesar Rp 1,3 miliar, khusus untuk seminar.

Seminar ini akan dilaksanakan oleh Bappenas (Badan Perencana Pembangunan Nasional) melibat stake holder lengkap PPU-Balikpapan, Provinsi Kaltim, beberepa undangan dari pemerintah daerah di Kalimantan Selatan. Bahkan menurut Bupati PPU, sudah ada investor yang bersedia mendanai pembangunan jembatan ini, apabila tidak ada dana dari Pemerintah Pusat.

Masyarakat berharap besar agar jembatan ini bisa segera terealisasi empat tahun ke depan. 'Penyambungan' Penajam-Balikpapan menggunakan jembatan tentu dalam kerangka mendahulukan kepentingan masyarakat, pemerintah di dua wilayah, serta tetap menjaga kelestarian alam dan lingkungan. Mari kita sokong realisasi jembatan ini!
http://www.tribunkaltim.co.id/read/artikel/22458

------------


foto udara lokasi penyeberangan ferry antara kota Balikpapan dan kota penajam


rencana pembangunan jembatan laut terpanjang di Indonesia, 7 km


psntsi teluk Balikpapan yang memisahkan kota Balikpapan dan Penajam (dulu dinamakan Balikpapan Seberang). Perbedaan pembangunan ekonominya sangat jomplang, mirip seperti Surabaya dan Madura

Keknya Pemprov dan beberap Pemkab akanmembangun Jembatan melewati Pulau Balang, bukan Melwai - Nipah Nipah
kalau Melwai niah Nipah sangat padat alur lautnya dan pastinya Pelabuhan Balikpapan Pindah, Pertamina Pindah tuh Kilang

http://www.kaltimprov.go.id/kaltim.p...berita&id=1713

keknya ini lebih Ekonomis deh dibanding mercusuar yg menghabiskan trilunan Rupiah dan fungsinya tetep aja sama
Pilih Boros atau hemat?

http://www.kaltimprov.go.id/kaltim.p...berita&id=1713

Kaltim Mulai Bangun Jembatan Pulau Balang
[Rabu,05 September 2007]

Jembatan yang panjang bentangnya mencapai 1.750 meter itu diharapkan mampu meningkatkan lalu lintas transportasi antar wilayah yang hingga kini masih dipisahkan oleh laut sehingga masih menggunakan angkutan kapal ferry.

�Kita berharap dengan jembatan ini kelancaran hubungan transportasi lebih cepat karena dengan menggunakan angkutan kapal ferry membutuhkan waktu sekitar 2 jam.� kata Kepala Bina Marga Dinas PU Kaltim, Husinsyah, disela-sela kunjungan Plt Gubernur Kaltim, Yurnalis Ngayoh ke wilayah Selatan pada 27-29 Agustus 2007.

Dia menyebutkan jembatan tersebut akan dibangun dengan jenis konstruksi cable stayed dan pelengkung beton presstres, untuk 2007 ini adalah untuk kegiatan awal untuk mendukung pembangunan konstruksi jembatan.

Direncanakan jembatan tersebut dibangun dalam dua bentang, yakni bentang pendek sepanjang 500 meter, dari Penajam Paser Utara ke Pulau Balang dapat dibangun dengan konstruksi jenis pelengkung beton presstres dana APBD yang diperkirakan menelan Rp336,5 miliar dan untuk 2008 akan diusulkan Rp95,96 miliar.

Sementara itu untuk bentang lainnya sepanjang 1.250 meter dari Balikpapan ke Pulau Balang dengan konstruksi cable stayed diharapkan dapat ditanggulangi dengan dana APBN, sehingga diharapkan 2 bentang tersebut sudah selesai dan difungsikan pada 2010.

Diakuinya, pembangunan jembatan tersebut menjadi prioritas pemerintah pusat, namun karena saat ini pemerintah pusat juga sedang berkonsentrasi membangun Jembaran Surabaya-Madura (Suramadu), diharapakn setelah itu pandanaan APBN bisa diarahkan untuk Jembatan Pulau Balang.

�Kita sudah memiliki komitmen dengan pemerintah pusat dan Jembatan Pulau Bsalang menjadi salah satu prioritas yang kita harapkan bisa diselesaikan dan berfungsi pada 2010,� katanya.

Sementara itu, Yurnalis Ngayoh mengatakan rencana pembangunan Jembatan ini sudah lama direncanakan, bahkan studi kelayakannya telah selesai, namun karena keterbatasan dana sehingga harus ditunda.

Seiring dengan kemampuan keuangan daerah yang mulai membaik dan keinginan pemerintah pusat untuk membantu, kata Ngayoh Kaltim bertekad untuk segera memulai pembangunannya.

Dengan jembatan tersebut diharapkan semakin memperlancar arus transportasi darat yang merupakan bagian dari kelengkapan trans Kalimantan sebagai upaya mempercepat peningkatan ekonomi daerah.(hmsp4).

Para pejabat berebut dan cari prestise terkadang mengabaikan aspek aspek lainnya

http://www.kapanlagi.com/h/0000191672.html

Kapanlagi.com - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) berusaha menggaet investor dari Korea Selatan dan Australia untuk menambah modal pembangunan jembatan Teluk Balikpapan.


Tawaran investasi tersebut terungkap pada pertemuan yang digagas DPRD Kaltim di Samarinda, Selasa. Hadir saat itu Pemerintah Kota Balikpapan dan sejumlah perusahaan asal negeri ginseng seperti PT. Inko Mitra Pratama dan PT. Inko Sua International, serta perusahaan tambang Bildan asal Australia.


"Kami cukup berharap ada investor yang tertarik agar proyek ini dapat lebih cepat terealisasi," kata Wakil Walikota Balikpapan, Rizal Efendi, ketika ditemui usai pertemuan.


Ia mengatakan proyek tersebut agak terhambat sekitar dua tahun sejak direncanakan tahun 2005. Padahal, menurut dia, pembangunan jembatan Teluk Balikpapan dapat menunjang perkembangan kawasan ekonomi khusus di Kariangau yang terus diupayakan oleh pemerintah setempat.


"Selain itu jembatan itu diharapkan dapat menghubungkan jalur transportasi trans kaltim dan Kalteng," katanya.


Jembatan Teluk Balikpapan rencananya akan dibangun dengan memanfaatkan keberadaan Pulau Balang, sehingga kerap disebut sebagai jembatan Pulau Balang. Jembatan tersebut nantinya akan terdiri dari dua bentang dengan panjang total sekitar 1,2 kilometer, dan akan menghubungkan Kota Balikpapan dengan Kabupaten Penajam Paser Utara.


Berdasarkan data Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kaltim yang melakukan kajian tahun 2005, total biaya yang dibutuhkan sekitar Rp1,2 triliun. Bentang pertama sepanjang 400 meter yang menghubungkan Penajam dengan Pulau Balang direncanakan dapat dibiayai dari APBD Provinsi Kaltim.


Namun, kendala dana membayangi pembangunan bentang panjang dari pulau ke Balikpapan yang mencapai panjang 800 meter dengan tipe cable stayed. Pembiayaan bentang panjang yang direncanakan menggunakan dana APBN belum ada kejelasan hingga saat ini.


Anggota Kamar Dagang Asia-Pasifik, Rocky Pesik, yang hadir bersama rombongan investor mengatakan, tawaran investasi jembatan tersebut cukup menjanjikan. Menurut dia, adanya penghubung jalan darat dapat memperlancar investasi jangka panjang di Kabupaten Pasir yang memiliki potensi nikel, bijih besi dan kelapa sawit.


"Tanpa ada tawaran kemudahan dari pemerintah daerah, investasi di sana sangat menggiurkan. Selama ini, penghambat utamanya karena jalur transportasi di teluk Balikpapan hanya ada feri yang memakan waktu lama," katanya.


Ia menambahkan, perlu ada pembicaraan lebih lanjut mengenai model investasi dan uji kelayakan yang lebih baru dari pihak investor.


Hal senada juga dikatakan oleh Director Bildan, Michael Goddard. Menurut dia, perusahaan yang di bidang pertambangan nikel dan bijih besi ini sangat tertarik untuk berinvestasi.


"Untuk menunjang perkembangan bisnis di daerah yang memiliki banyak peluang ini, saya sangat antusias untuk berinvestasi ke depannya,"? ujarnya.


Pembangunan jembatan Pulau Balang tahun ini mulai dilaksanakan dengan pendanaan dari APBD Kaltim sebesar Rp9,43 miliar untuk kegiatan penyelidikan tanah, pengujian geosesmik sepanjang lintasan, pengadaan pancang pipa baja dan pemancangan tiang pipa. Ditargetkan jembatan tersebut sudah selesai dan dapat difungsikan pada 2010.

http://www.tribunkaltim.co.id/read/artikel/21095

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Joni Kusworo


BALIKPAPAN -Sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) pemerhati lingkungan, secara tegas menentang pembangunan jembatan Balikpapan-Panajam, melalui Pulau Balang. Pasalnya proyek ini diprediksi akan merusak keseimbangan alam di kawasan tersebut.

Seperti yang disampaikan Jufriansyah, dari LSM Stabil Balikpapan. Menurutnya pembangunan jembatan melalui Pulau Balang akan merusak kawasan mangrove di lokasi tersebut.

"Jalan darat yang menghubungkan jembatan ini ke Km 13 akan membelah kawasan konservasi Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW), sehingga jalan terbut akan semakin mempermudah akses ilegal logging dari HLSW. Itu belum termasuk kerusakan lingkungan seperti keberadaan satwa liar di sana," kata Jufri, Minggu sesaat membaca kabar tentang aktivitas pemancangan tiang jembatan di Pulau Balang.

Seperti yang diberitakan hari ini, Kepala Bapedda Balikpapan menyatakan bahwa pembangunan jembatan di kawasan Pulai Balang, bukan sekedar wacana, tetapi sudah mulai direalisasikan. Padahal pembangunan jembatan ini mendapat tentangan keras dari LSM di Kaltim agar dialihkan ke jalur lain.

Namun dalam pernyataannya, pembangunan jembatan itu sudah mendapatkan persetujuan dari LSM. Padahal tidak satu pun LSM di Balikpapan dan Samarinda yang menyetujui proyek melalui Pulau Balang. Seperti halnya LSM Stabil, Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (YK-RASI), mengaku tidak pernah setuju dengan rencana tersebut. Bahkan dilibatkan dalam perencanaan pembangunan pun juga tidak pernah.

"Katanya beberapa LSM sudah tidak ada masalah dengan pembangunan jembatan melalui Pulau Balang ini, padahal beberapa kali kami melayangkan surat protes ke Gubernur Kaltim atas pembangunan tersebut," kata Daniella Kreb, peneliti ikan pesut dan lumba-lumba yang tergabung dalam YK-RASI.(*)



BALIKPAPAN - Gubernur Kaltim Awang Farouk Ishak ngotot membangun jembatan yang menghubungkan Balikpapan dan Penajam Paser Utara. Menurutnya, rencana pembangunan jembatan itu menjadi prioritas proyek infrastruktur di masa jabatannya kini.

"Meski terjadi pro dan kontra karena ada dua pilihan, kita tetap harus memilih salah satunya dan harus jalan," kata Awang saat ditemui di ruang (VVIP) Bandara Sepinggan usai menerima Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA) dari Presiden SBY di Jakarta, Selasa (6/1) sore.

Awang menambahkan, pembangunan jembatan yang disebut-sebut megaproyek itu termasuk prioritas dalam DIPA Kaltim yang baru saja diterimanya dari Presiden Bambang Yudhoyono, Senin (5/1). Manfaatnya kata Awang, untuk peningkatan ekonomi masyarakat setempat. Selebihnya ada pendapatan yang diterima pemerintah daerah dengan adanya jembatan yang diperkirakan menelan biaya Rp 1 trilliun.

Manfaat lain menurut Gubernur Kaltim yang baru dilantik ini, yakni memudahkan lalu lintas warga yang keluar masuk Balikpapan-Penajam, bahkan Banjarmasin. "Pembangunan ini tidak hanya lintas kota tetapi berguna juga untuk lintas provinsi," tuturnya.

Jembatan yang rencananya akan dibangun dengan jenis konstruksi cable stayed dan pelengkung beton presstres itu akan melibatkan swasta dari dalam dan luar Kaltim. "Saya kira dua-duanya (investor) bisa masuk bahkan dari luar negeri bisa join dengan yang ada di Kaltim," jelas Awang. Sebelum dibangun, Awang nanti meminta tim untuk melakukan studi kelayakan terlebih dahulu.

Ia berharap pembangunan jembatan didukung melalui studi kelayakan yang matang sebagai bagian penting sebuah proyek besar. Agar tidak ada lagi polemik antara PPU dan Balikpapan. "Intinya harus berjalan," kata Awang.

Selain Jembatan Pulau Balikpapan-Penajam, Awang akan menuntaskan pembangunan Jembatan Mahulu dan Mahkota II di Samarinda. Isi lain dari DIPA adalah kepala daerah diminta menuntaskan proyek infrastruktur yang masih berjalan atau belum sama sekali berjalan. Contohnya, pembangunan jalan tol trans Kaltim atau highway. "Sebenarnya pesan dari Presiden sama untuk semua kepala daerah, tetapi untuk Kaltim agar segera membangun jalur tol atau highway," ujar mantan Bupati Kutim ini.

Pembangunan infrastrukur lainnya yakni pelabuhan Samarinda dan Maloy sebagai pelabuhan regional dan internasional. "Outlet dari CPO (Crude Palm Oil) sudah disiapkan," katanya. Masalah lain yang harus diselesaikan dalam DIPA juga menuntut dirinya untuk menyelesaikan kelistrikan Kaltim. Semuanya bisa dilakukan secara bertahap.

Dalam waktu dekat Pemerintah Provinsi Kaltim akan membentuk Badan Pengelola Kawasan Pedalaman dan Daerah Terpencil setelah perubahan PP 41 tentang Pelimpahan Kedudukan, Tugas dan Kewenangan Menteri Keuangan pada perusahaan, perusahaan umum dan perusahaan jawatan kepada menteri negara badan usaha milik negara.


Nipah-Nipah - Melawai
Terkait lokasi jembatan yang akan segera dibangun itu, Bupati PPU Andi Harahap menjelaskan, memilih dibangun di Nipah-nipah langsung menuju Melawai di Balikpapan. Namun demikian, keputusan akhir tetap diserahkan kepada Bappenas untuk menentukan titik lokasi jembatan. "Meski Balikpapan tidak setuju di Melawai, tapi kalau pusat setuju mau apa," katanya.

Andi menambahkan, jika pemerintah pusat tidak mampu membiayai melalui APBN pihaknya masih memiliki cara lain. Cara yang akan ditempuh dengan meminta kepada pemerintah pusat mengeluarkan izin tol jembatan Penajam- Balikpapan. Jika izin tol dikeluarkan, sejumlah investor siap membangun jembatan tersebut. Di APBD PPU 2009 nanti akan dianggarkan Rp 1,5 miliar untuk tim percepatan pembangunan jembatan.

Konstruksi jembatan Nipahnipah-Melawai, menurut Kepala Bappeda PPU Ibrahim masih direkayasa konsultan perencana. Cable bridge atau permanent bridge system hydrolic naik turun di jalur pelayanan kapal. Tiga pelabuhan di belakang jembatan, Semayang menyatu jetty minyak Pertamina, lainnya Pelabuhan Penajam dan peti kemas Kariangau Balikpapan siap 2012.

Kedangkalan 300 meter di pesisir Nipahnipah, dan 500 meter di bagian Melawai, dari straan Pertamina hingga Pulau Tukung, bisa ditimbun. Bagian terdalam 17 meter, lebar 2,4 kilometer, menjadi alur pelayaran kapal. Diperlukan ketinggian jembatan sampai 40 meter dari permukaan air laut pasang untuk pelintasan di bawah jembatan.

Jembatan Penajam-Balikpapan kelak terpanjang dan termegah di Kalimantan. Jembatan ini akan menelan dana Rp 3,7 triliun, tidak terlalu banyak dibandingkan manfaat sepanjang zaman

Komentar :

ada 1
Unknown said...
pada hari 

ABOUT US

Mining and Crushing Stone
Ongoing Service

PT.SIRTU KARYA UTAMA
PT.CITRA MEMBANGUN GROUP

* Dermaga PT.SKU Adalah di laut terbuka dengan draft 15 Meter

* Jarak dari lokasi penghancur ke dermaga + 500 Meter , membuat proses loading menjadi lebih efesien

* Dengan kapasitas jetty 3 brage 270 feet, dapat dilabuhi 3 long side secara bersamaan, dan dapat di kembangkan sesuai dengan kebutuhan

* Kemampuan peralatan yang sangat memadai untuk melakukan loading secara bersamaan

*Loading Capacity 4000 - 800 m3, 1 - 3 barge per hari, dan dapat dikembangkan sersuai kebutuhan


* Lokasi tambang dan mesin penghancur batu berada di kelurahan buluri, kecamatan Palu Barat tepat nya 7 kilometer
dari kota Palu ke arah Dongala, Sulawesi Tengah.

* Sumber Galian nya menyusuri bukit Poilina sepanjan 10 kilometer dari lembah sampai ke puncak bukit,dengan lahan potensi tambang seluas 25 Hektar

* Batu Andesit yang memiliki kualitas kekerasan yg unggul dan dapat di tambang sesuai dengan kebutuhan

* Kapasitas mesin penghancur batu 150 ton perjam, dengan potensi pengembangan kuantitas produksi sampai dengan 300 ton /jam

*Jumblah perlengkapan alat berat yang memadai

* Lokasi penambangan yang efesien dan terjangkau serta berwawasan lingkungan

* sumber daya manusia yg perfesional

VISION
Giving The Best

MISSION
Contiunusly Giving The Best Quality And Services

~ Crushing Stone Plant
~Processing
~Mining Area
~Mining Processing
~Crushing Plant
~Split Stone Supply

Monthly Production Capacity :

# Split "20-30 kurang lebih 7.000m3
# Split "10-20 kurang lebih 6.000m3- 12.000m3
# Fine Anggregate "05-10 kurang lebih 3.000m3- 12.500m3
# Stone Ash kurang lebih 4.000m3 - 15.500m3
# Stone Sand kurang lebih 100.000m3 - 150.000m3
# Sand kurang lebih 20.000m3 - 50.000m3
# dan lain - lain jenis batu maupun ukuran sesuai permintaan

~Sku Jetty
~Material Are Loading to The Barge
~Jetty Stock Piles
~Heavy Equipment Maintenance
~Heavy Equipment Maintenance
~Sku Tug Ang Barge
~Loading Proces
~Legalitas Sertifikat Lengkap

Menlayani pengiriman lokal se indonesia maupun exsport ke luar negri


PT.Citra Membangun Group
Jln. Ketinjau Ring Road
Balikpapan
East Kalimantan Indonesia

untuk lebih jelas nya

hub : 0821-591-88-444 ( Rinif Ade Saputra )
email : rinifadesaputra@gmail.com
Pin BB : 2A495714 Adhe Zimet's

Post a Comment

Silakan memberi komentar di sini, No SARA buat komentarnya

Advertisement

Archive

 

© 2009 Fresh Template. Powered by Blogger.

Fresh Template by NdyTeeN.