Monday 13 July 2009

Xinjiang

Lokasi Xinjiang
Menjadi produsen minyak terbesar kedua di negeri Cina, serta merupakan wilayah yang kaya dengan sumber daya alam, provinsi Xinjiang yang mayoritas Muslim menjadi sangat penting bagi perekonomian dan geopolitik negara tirai bambu ini.

"Berbatasan dengan sebelah barat laut Cina, dan seperti halnya wilayah Tibet, Xinjiang menjadi hal mutlak yang sangat penting bagi keamanan negara," kata Wenran Jiang - seorang pakar asal Cina dari Universitas Alberta - kepada AFP pada Ahad yang lalu.

"Beijing tidak akan berkompromi dengan cara apapun terhadap wilayah ini."

Mencakup lebih dari 1,6 juta km persegi, Xinjiang mengambil seperenam dari seluruh wilayah Cina.

Daerah bergurun pasir dan bergunung serta sedikit penduduknya menjadi daya tarik tersendiri bagi wilayah tersebut karena kaya akan hasil pertambangan, pertanian serta energi.

Xinjiang menjadi wilayah yang kaya akan sumber daya dan menjadi produsen minyak kedua terbesar di Cina dengan menghasilkan minyak 24.7 juta ton.

Beberapa saluran pipa penting seperti pipa saluran minyak dan gas dari Asia tengah melintasi wilayah itu, membantu memenuhi kebutuhan yang sangat besar akan energi bagi penduduk di kota-kota yang ada di pantai timur.

"Dengan penurunan cadangan di Heilong Jiang dan Shandong, Xinjiang yang menjadi wilayah dengan pertumbuhan yang sangat strategis setiap tahunnya," kata Ren Xianfang seorang analis di IHS Global Insight.

Xinjiang menjadi wilayah yang bergejolk sejak pasukan keamanan pemerintah komunis Cina diturunkan ke wilayah tersebut secara besar-besaran untuk menindak keras muslim Uighur yang melakukan demonstrasi menentang penindasan dan diskriminasi di wilayah itu.

Sedikitnya 184 - orang menurut versi pemerintah - telah terbunuh dan ribuan lainnya ditahan dalam rangka pengamanan yang dilakukan pasukan keamanan Cina.

Wilayah Strategis

Xinjiang telah berkembang pesat sejak tahun 80 an, yang akhirnya menarik gelombang migrasi dari etnis Han ke wilayah tersebut hidup berdampingan dengan etnis muslim Uighur.

"Sangat sedikit etnis Uighur yang bekerja di industri minyak disana," kata Jean Fran Ois Huchet, direktur dari pusat kajian Prancis pada Cina kontemporer di Hongkong.

"Penduduk muslim Uighur telah terjebak dan terkurung di daerah pedesaan dalam sistem pertanian yang sangat sedikit memiliki nilai tambah."

Namun ada beberapa wilayah yang menghasilkan kapas, mereka berjuang untuk memperoleh kemajuan dalam bidang ekonomi.

Daerah yang dikuasai oleh kelompok militer - Bingtuan - mengontrol wilayah pertanian yang sangat luas, mempekerjakan lebih dari 2,2 juta orang disana, dan mayoritas adalah etnis Han.

Etnis Uighur yang minoritas berbahasa Turki lebih dari delapan juta penduduk, telah menuduh pemerintah mengerahkan serta memindahkan jutaan etnis Han di wilayah mereka dengan tujuan akhir memusnahkan identitas dan kebudayaan mereka.

Mereka juga menyebutkan rencana baru pemerintah yang akan menerapkan pengajaran bahasa Mandarin di sekolah-sekolah yang ada di Xinjiang, menggantikan dialek lokal mereka.

Xinjiang juga menjadi wilayah tempat pemerintah Cina melaksanakan uji coba Nuklir bawah tanah selama beberapa dekade dan menjadikan wilayah itu sebagai tempat strategis diletakkannya misil-misil Cina.

Hal ini juga yang menjadikan wilayah tersebut sangat penting bagi geopolitik Cina karena berbatasan dengan delapan negara, termasuk Afghanistan dan Pakistan, yang Cina anggap sebagai ancaman utama mereka

Kegiatan warga Uighur di masjid dibatasi
Lokasi Xinjiang

sejarah xinjiang....

Pada lebih 2000 tahun lebih yang lalu, Xinjiang sudah menjadi bagian dari China yang merupakan negara kesatuan multi etnis. Tahun 60 sebelum Masehi, Dinasti Han mendirikan Provinsi Duhu di kawasan barat, Xinjiang berada di bawah yurisdiksi langsung pemerintah Han Barat, wilayahnya mencakup Danau Balgash dan daerah Pamir. Dalam kurun waktu 1.000 tahun lebih sejak itu, daerah Xinjiang selalau memelihara hubungan subordinasi dengan pemerintah pusat China, di mana pemerintah pusat menempatkan badan administrasi untuk mengelola urusan daerah Xinjiang.

Pada zaman Dinasti Qing sekitar 300 tahun yang lalu, pemerintah pusat menempatkan jenderal Yili di kota Huiyuan Yili, Xinjiang untuk menjalankan kekuasaan di seluruh wilayah Xinjiang. Pada tahun 1884, Xinjiang menjadi propinsi, dengan demikian telah mempererat hubungannya dengan propinsi-propinsi lain di China.

Bulan September tahun 1949, Xinjiang dibebaskan secara damai. Tanggal 1 Oktober tahun 1949, Repubalik Rakyat Tongkok berdiri, Xinjiang sebagaimana propinsi-propinsi lain di China menjadi sebuah daerah administrasi tingkat provinsi yang mempunyai hak autonomi etnis di China.Agama Buddha, Agama Jing, Agama Moni dan Agama Islam pernah disebar di Xinjiang dalam sejarah. Xinjiang telah menjadi salah satu daripada empat pusat agama di dunia.

Pada abad pertama, Agama Buddha disebar ke China melalui Jalan Sutera di Xinjiang. Agama Jing merupakan salah satu cawangan Agama Kristian dan ia disebar ke Xinjiang pada abad ke-6 dan setelah Agama Islam disebar ke Xinjiang, Agama Jing digantikan. Pada tahun 694 Masihi, Agama Moni disebar ke China. Pada pertengahan abad ke-10, Agama Islam sudah disebar ke Kashi dan ia disebar ke seluruh Xinjiang pada abad ke-16 dan abad ke-17. Sebanyak 10 etnik minoriti termasuk etnik Uygur, Khazak, Hui, Uzbek, Kirgiz, Tajik, Tatar menganut agama Islam pada masa ini.


Tahun 650 menandai kelahiran agama Islam di daratan Cina. Saat itu, seperti tertulis dalam sebuah catatan kuno dari Dinasti Tang, diketahui adanya kunjungan agung dari Saad ibn Abi Waqqas RA --salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW -- ke negara tersebut. Saad membawa pesan dari Rasulullah untuk memperkenalkan Islam kepada rakyat negeri itu. Dia pun lantas memaparkan inti ajaran Islam di kerajaan yang disaksikan langsung oleh kaisar Cina.

Dari sejak itu, Islam berkembang di Cina. Hubungan antara Cina dan negara-negara Islam di Timur Tengah maju pesat terutama di bidang perdagangan. Banyak pedagang Muslim datang ke Cina.

Umat Muslim secara perlahan tapi pasti mulai mendominasi bidang ekspor dan impor selama masa Dinasti Sung (960 - 1279). Masa pemerintahan Dinasti Ming (1368 - 1644), merupakan masa kejayaan Islam di Cina.
'c2~
Namun Islam mulai mengalami masa suram pada saat Dinasti Ching memerintah tahun 1644 - 1911. Sentimen anti-Islam merebak. Dari sejak itu, Muslim terus mengalami penderitaan dan dianggap sebagai warga negara kelas dua.
'c2~
Ketika keruntuhan Dinasti Manchu tahun 1911, Sun Yat Sen tampil sebagai pemimpin baru Republik Rakyat Cina. Dia memproklamirkan persamaan hak dan kewajiban di antara etnis Han, Hui (Muslim), Man (Manchu), Meng (Mongol), and the Tsang (Tibet). Kebijakan yang pada akhirnya menghadirkan hubungan lebih baik di antara kelompok etnis tersebut.
'c2~
Namun penderitaan umat Muslim terulang kembali setelah terjadi revolusi pimpinan Mao Zedong dan masa pemerintahan komunis di Cina. Mereka harus berjuang melawan pengaruh komunis. Tahun 1953, meletus perlawanan Muslim yang menginginkan pembentukan negara Islam sendiri. Hal ini dilawan secara represif oleh militer Cina. Disusul kemudian dengan kegiatan propaganda anti-Muslim di seluruh wilayah negeri.
'c2~
Jumlah Muslim di Cina kini diperkirakan sekitar 20 juta jiwa. Mereka terdiri dari beragam etnik. Yang terbesar adalah etnis Hui Cina dengan hampir separo jumlah populasi Muslim Cina. Mereka tinggal di provinsi Ningsha di utara. Etnis lain adalah Uighur (keturunan Turki) yang mendiami wilayah provinsi Kansu dan Xinjiang. Etnis Uygur ini terdiri dari komunitas Uighur, Uzbek, Kazakh, Kirgiz, Tatar, dan Dongshiang.
'c2~
Etnis Uighur mendominasi populasi di Xinjiang atau sebanyak 60 persen. Akan tetapi, angka ini kian lama kian tidak berarti seiring kedatangan orang-orang non-Muslim Cina ke provinsi itu. Situasi tersebut menimbulkan masalah asimilasi dan meningkatkan keprihatinan terhadap gerakan de-Islamisasi di provinsi itu.
'c2~
Arus migrasi ini menuai masalah di wilayah provinsi Muslim tersebut lantaran jumlahnya telah mencapai angka rata-rata 200 ribu orang/tahun. Di banyak tempat di mana sebelumnya Islam mendominasi, sekarang justru menjadi minoritas.
'c2~
Sepanjang pemerintahan rezim Mao Zedong dan Revolusi Budayanya, umat Muslim kerap hidup di bawah tekanan. Dan saat teror dari kaum komunis berlangsung, sekaligus pula muncul upaya untuk menghilangkan jejak-jejak peradaban Islam dan identitas etnis Muslim di Cina.
'c2~
Bahasa Uighur, contohnya, yang selama berabad-abad menggunakan tulisan Arab, dipaksa untuk mengadopsi tulisan alfabet latin. Etnis Uygur dan kaum Muslim lainnya menjadi obyek utama pekerja paksa di sejumlah provinsi yang jumlahnya sekitar 30 ribu jiwa.
'c2~
Pemerintah juga telah menutup paksa sebanyak 29 ribu masjid di sana. Di bawah tekanan pula, di bidang pendidikan sejumlah sekolah Islam ditutup dan murid-muridnya dipindahkan ke sekolah yang hanya mengajarkan ajaran Mao dan Marxis. Belum lagi sekitar 360 ribu Muslim yang ditangkap.

sementara itu....

SEJAK awal abad III, wilayah yang kini disebut Xinjiang telah diperebutkan oleh negara-negara di sekitarnya. Letaknya yang strategis membuat Dinasti Han di China, suku-suku di Mongol, dan bangsa-bangsa yang berdiam di Asia Tengah mengincarnya. Wilayah ini jadi bagian dari Jalan Sutra yang terkenal itu.

Xinjiang atau new frontier adalah bahasa Mandarin bagi “Tarim” atau “Dzungaria”, yang terletak di sebelah barat daya (northwest) China, yang berbatasan dengan negara-negara Eropa dan Asia Tengah. Sebagai penghubung China di timur Asia dengan wilayah Eurasia, menelusuri sejarah Xinjiang sangatlah menarik karena “ketuaannya”.

Saat ini, Xinjiang seakan merupakan cerminan nyata kejayaan Jalan Sutra Darat yang membentang dari Timur Tengah, Asia Selatan, Eropa Tengah, lalu ke Asia Timur. Interaksi antarbudaya yang dibawa oleh para pedagang dan pengelana dari berbagai bangsa meninggalkan etnis-etnis yang mewarisi karakteristik serta budaya bangsa Arab, Turki, Eropa, dan bangsa Han di China.

PANORAMA XINJIANG

Urumqi, ibu kota Provinsi Xinjiang, bersinggungan dengan berbagai bangsa melalui Jalan Sutra dan akibat dari perebutan wilayah, sangat memengaruhi masyarakat dan budayanya. Uniknya, budaya Mongol dan Turki mendominasi budaya Xinjiang sejak abad IX. Penduduknya pun merupakan hasil campuran dari bangsa-bangsa itu dengan China. Sehingga daerah ini berbeda dengan daerah lain di China, dan menarik untuk dijadikan tujuan wisata alternatif.

Xinjiang masa kini merupakan provinsi terluas di China, berstatus “Xinjiang-Uygur Autonomus Region”. Xinjiang memegang semacam otonomi khusus mengingat wilayahnya yang didiami sukusuku minoritas muslim (suku Hui, Uygur, Kazakh, dan Kirgiz), dengan adat istiadat yang berbeda dari wilayah China lain. Wilayah ini memiliki keanekaragaman tradisi dan budaya. Jauh dari gambaran nuansa budaya China yang kita kenal sehari-hari.

Berada di Xinjiang seolah-olah tidak berada di negeri China, melainkan tengah “tersesat” di tengah Gurun Pasir Gobi dengan hidangan khas daging kambing dan domba, yang disajikan oleh lelaki tua berserban putih.

Pemandangan di Turpan, Xinjiang

Hingga kini, masyarakat Xinjiang masih melestarikan budaya para pendahulunya yang berkelana jauh dari Persia. Busana dan tulisannya pun masih tidak jauh berbeda dengan yang kita jumpai di kawasan Timur Tengah. Tarian perut, tetabuhan, dan suasana hiruk pikuk dari hentakan kaki dan tepuk tangan yang melengkapi atraksi pertunjukan, adalah hal yang biasa dijumpai di restoran-restoran masyarakat Xinjiang.

Suatu saat, bila Anda berkunjung ke Beijing, namun tidak sempat berpetualang ke Xinjiang, Anda dapat mencari restoran Xinjiang yang makin populer di kalangan ekspatriat di Beijing. Sebuah restoran Xinjiang di kawasan San Li Tun (distrik khusus untuk perwakilan diplomatik di Beijing) akan menyajikan makanan yang bercita rasa berbeda dengan Peking roast duck atau dim sum.

Kendati begitu, masakan Xinjiang justru menawarkan pilihan menu daging kambing dan domba, plus sajian musik tabuh, dan shisha (semacam alat penghisap rokok yang beraroma buah-buahan dan dinikmati dengan cara menghisap aromanya melalui selang yang panjang. Alat ini banyak dijumpai di kawasan Turki dan negaranegara Arab).

Anda ingin lebih mencermati dan menghayati suasana di sekitar? Anda akan menyadari bahwa para pria dan wanita yang penampilannya seperti bangsa-bangsa dari Eropa, ternyata berbahasa Mandarin secara kental. Merekalah orang-orang Xinjiang, suku minoritas di Cina.

Tidak hanya kekhasan budaya, secara geografi Xinjiang juga memiliki daya tarik tersendiri. Bagi mereka yang suka berpetualang, Xinjiang dapat dijadikan sebagai pintu menuju wilayah-wilayah Eropa Tengah dan Asia Tengah. Di sebelah selatan terdapat lembah Sungai Tarim yang berbatasan dengan Kashmir, sedangkan pegunungan Tian Shan menandai perbatasan dengan Kyrgyzstan. Adapun Karakorum Highway menghubungkan dengan Kota Islamabad di Pakistan dan Kashgar melalui Terusan Khunjerab.

Tentu saja, Xinjiang juga kaya akan warisan arkeologis sebagai saksi maraknya perdagangan sutra di masa lampau yang memadukan peradaban China, Mesir, Mesopotamia, Persia, India dan Roma. Beberapa kota utama yang patut dikunjungi adalah Urumqi, Turpan, dan Kashgar.

Melihat potensi kekayaan alam dan budaya di Xinjiang, sangat memberikan peluang bisnis yang patut dijajaki oleh pihak asing, termasuk pengusaha dari Indonesia. Di bidang pariwisata, wilayah Xinjiang dapat dijadikan sebagai salah satu tujuan wisata. Sementara itu, di bidang perdagangan, Xinjiang dapat menjadi salah satu tujuan ekspor produk-produk makanan muslim.

xinjiang saat ini....

Ketegangan etnis di Xinjiang, China beralih dari jalan-jalan ke Masjid-Masjid di ibukota daerah tersebut pada hari Jumat, dengan banyak Muslim Uighur yang menyatakan pihak berwenang tidak akan membiarkan mereka melakukan sholat di Masjid.

Aparat keamanan telah mengenakan kontrol atas Urumqi, tetapi sholat dzuhur itu akan menjadi ujian terhadap kekuatan pemerintah China untuk menahan kemarahan Muslim Uighur setelah orang-orang Han, etnis kelompok terbesar di China, menyerang wilayah Uighur pada hari Selasa.

Beberapa Masjid di seluruh distrik Urumqi menampilkan pemberitahuan bahwa sholat wajib pada Masjid-Masjid tersebut dihentikan, dan orang-orang di Masjid lainnya mengatakan mereka pikir tak akan ada Sholat Jumat yang dapat diadakan di Masjid.

"Masjid-Masjid itu tidak akan terbuka," kata seorang laki-laki yang menjaga di Masjid besar Dong Kuruk Bridge, dengan menaranya yang menjulang tinggi. Pasukan dan kendaraan berlapis baja disiagakan di samping Masjid.

"Pemerintahan komunis tidak akan mengijinkan kami (untuk sholat di Masjid)," kata pria yang tidak ingin memberitahukan namanya.

"Menurut petunjuk dari atasan, kegiatan sholat di Masjid akan ditunda mulai hari ini," tulis sebuah pemberitahuan yang dipasang gerbang di dekat Masjid Guyuan. Pemberitahuan tersebut tertanggal pada hari Rabu. ‘Siapa saja yang ingin sholat ... silakan melakukannya di rumah.”

Partai Komunis yang memerintah China mungkin takut akan berkumpulnya warga Uighur dalam jumlah yang besar dapat menjadi katalisator untuk kerusuhan lain yang sama dengan perselisihan etnis yang terjadi sebelumnya.

Uighurs, adalah orang Turk yang sebagian besar Muslim dan berbagi bahasa, budaya dan ikatan dengan Asia Tengah, membentuk hampir setengah dari penduduk Xinjiang yang berkisar 20 juta orang.

Presiden Hu Jintao, dipaksa untuk meninggalkan pembicaraan G8 di Italia karena adanya kekerasan etnis di Xinjiang, telah berkata bahwa menjaga stabilitas sosial di daerah kaya-energi tersebut adalah "tugas yang paling mendesak."

Hu menggambarkan huru-hara pada yang Minggu tersebut sebagai “kejahatan kekerasan serius yang disusun dan direncanakan dan diorganisir oleh 'tiga kekuatan' di tanah air dan di luar negeri.”

"Tiga Pasukan" adalah istilah China yang digunakan untuk merujuk kepada extremis, separatis dan teroris yang menurutnya merupakan ancaman Xinjiang.

Keputusan untuk menghentikan sholat berjemaah dapat menyinggung warga Uighur, tetapi ribuan pasukan anti huru-hara dan polisi siap untuk menumpas munculnya protes baru. Hampir semua warga Uighur adalah Muslim, tetapi hanya sedikit yang mematuhi interpretasi paling ketat dari Islam.

“Sholat Jumat adalah waktu dalam seminggu dimana kita harus sholat berjamaah. Bagi kami, ini akan menjadi sebuah penghinaan jika Masjid itu ditutup," kata Ahmed Jan, Uighur yang tinggal di dekat Masjid Kuruk Dong. "Jika kita tidak boleh meneruskan ibadah secara normal, akan ada banyak kemarahan."

Tetapi hanya ada sedikit kemungkinan bahwa China akan melonggarkan dorongan untuk menghukum mereka dianggap bersalah karena telah membunuh warga di Urumqi pada kerusuhan hari Minggu, ketika mobil dan bis dibakar.

Pada hari Selasa, ribuan warga Han China, berniat untuk balas dendam, menyerang wilayah Uighur, dan banyak penduduk Uighur yang meninggal. Pemerintah belum merilis jumlah korbanya.

Pemerintah telah memasang pemberitahuan di Urumqi yang memaksa para perusuh untuk membubarkan dirinya atau menghadapi hukuman keras.

Mereka yang menyerahkan dirinya akan diperlakukan dengan baik atau bahkan dapat terhindar dari hukuman. Siapapun yang memberikan bukti atau menyerahkan tersangka akan diberi hadiah dan dilindungi oleh polisi. Mereka juga menyediakan hotline.

Xinjiang telah lama mengalami ketenggangan etnnis yang dipupuk oleh kesenjangan ekonomi antara banyak Uighur dan Han, kontrol pemerintah pada agama dan budaya dan masuknya pendatang Han yang kini merupakan mayoritas di kota-kota paling penting di Provinsi Xinjiang, termasuk Urumqi.

Beijing tidak mau melepaskan genggamannya atas kekuasaan terhadap wilayah luas yang berbatasan dengan Rusia, Mongolia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Afghanistan, Pakistan dan India itu. Wilayah tersebut merupakan tempat cadangan minyak yang berlimpah dan gas alam terbesar di China.



Komentar :

ada 0 komentar ke “Xinjiang”

Post a Comment

Silakan memberi komentar di sini, No SARA buat komentarnya

Advertisement

Archive

 

© 2009 Fresh Template. Powered by Blogger.

Fresh Template by NdyTeeN.