I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jember merupakan kabupaten di tenggara Jawa Timur dengan penduduk 1,2 juta
jiwa menurut sensus 2000. Pada 2009 diperkirakan berpenduduk sekitar 2 juta jiwa, dengan DPT pada pilpres 2009 lalu berjumlah sekitar 1 juta jiwa. Penduduk Jember umumnya terbagi menjadi 6 kelompok etnis, dengan etnis mayoritas anatar lain Jawa, Madura, dan Osing; dan etnis minoritas China, Arab, dan India. Suku Jawa datang ke pada abad 18 sebagai pekerja perkebunan dan nelayan di pesisir selatan. Etnis madura datang pada akhir abad yang sama dari arah utara (Bondowoso) dengan mayoritas sebagai petani, dan pedagang di bagian utara. Suku Osing dari Banyuwangi bermigrasi ke Jember pada abad 20 seiring dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi dan pendidikan di Jember. Etnis minoritas cenderung menjadi pedagang dan pengusaha.
Agama penduduk jember mayoritas islam, namun kebanyakan masyarakat awam jember adalah Islam Abangan, dan awam terhadap agama. Sedikit sekali yang mengapresiasi Islam meskipun dari kalangan terpelajar. Alhamdulillah meskipun kebanyakan masyarakat di Jember awam agama sedikit banyak peran ulama yang mayoritas berasal dari Jember kebanyakan berasal dari Nahdatul Ulama sangat mebantu dalam dakwah islamiah sebagai buffer terhadap arus kemerosotan di era globalisasi karena figure dan penokohan kharismatik mereka dalam masyarakat.
Potensi yang ada di Jember beraneka ragam. Dari Puncak Rengganis Gunung Argapura di Hyang, hingga pesisir Samudera Indonesia, tanah Jember telah membuat imperialis meneteskan liurnya. Di sinilah Java Coffee yang termashyur ditanam, Jember Tobacco yang terkenal, bahkan mungkin saat anda membaca tulisan ini anda sedang makan coklat, atau menyeduh teh yang ditanam di Jember. Sayangnya aturan culture stelsel kolonial tidak mampu mengangkat harkat dan martabat masyarakat jember periode awal sehingga kemajuan Jember sangatlah lambat dan baru pesat pada era 70an. Jember tidak hanya memiliki kekayaan berupa kesuburan saja, di timurnya yang berbatasan dengan Banyuwangi, Jember menyimpan emas yang melimpah di celah-celah gunungnya. Di selatan Derasnya ombak samudera tidak menghalangi ghirrah para nelayan dalam bekerja keras mengumpulkan maisyah dari berton-ton ikan yang mereka dapat untuk menyambung kehidupan.
Berdiri sebagai Kabupaten sejak 1928, Jember yang bertransformasi dari sebuah kademangan menjadi kabupaten, kini menjelma menjadi suatu kabupaten potensial dengan modal jumlah penduduknya, sumber daya alamnya, dan ragam budayanya, di sinilah peran KAMMI bersama umat islam lainnya untuk mengiringi jember menuju kemajuan, bagaimana peran yang kita lakukan itu dapat dianggap berhasil? Jawabannya, ketika masyarakat Jember mebangun daerahnya menjadi maju seperti para ilmuwan muslim dan masyarakat cendekiawan islam di masa yang telah lalu menggunakan semangat dienul islam sebagai ghirrah dalm hidupnya. Bagaimana cara mencapai itu? Jawabnya kita harus bekerja keras tanpa mengenal lelah dalam berdakwah dan memanfaatkan celah dan moment – moment tertentu dalam menjalankan syiar kita dalam rangka rekayasa sosial menuju Jember madani.
1.2 Tujuan
a) Makalah ini disusun untuk memenuhi persyaratan pra DM II.
b) Penyusunan dilakukan untuk mendapatkan strategi rekayasa sosial pada masyarakat jember setelah penganalisasian cultural untuk mendapatkan suatu kondisi yang madani..
c) Mampu membuka cakrawala dan pikiran umat dalam memperjuangkan dakwah islamiah di Jember..
1.3 Rumusan Masalah
a) Heterogennya masyarakat Jember mengakibatkan lambatnya rekayasa sosial.
b) Kurangnya pengetahuan masyarakat, dan arus kemerosotan akhlak yang menyebabkan kurang mengenanya aktivitas dakwah menuju masyarakat madani.
c) Ulama di Jember yang dicintai masyarakat awam pada umumnya kurang mampu melakukan rekayasa sosial dalam mencapai jember yang madani.
d) Pemerintah Daerah yang kurang aspiratif dalam kepentingan umat, dan kurangnya kontrol sosial terhadap pemerintah daerah yang memperlambat perubahan.
e) Kurang tepat dan terarahnya planning yang dilakukan umat dalam memanfaatkan momentum rekayasa sosial.
f) Lemahnya posisi tawar umat, dan harakah islamiah yang ada (KAMMI termasuk???), sehingga dianggap tidak jauh dari peran figuran yang hanya sesaat mendapatkan perhatian
g) Generasi muda Jember yang apatis ditambah input mahasiswa dari luar kota yang kebanyakan input inferior sehingga para pelaku perubahan sulit mendapat penerus
II. PEMBAHASAN
Kabupaten Jember dibentuk berdasarkan Staatsbland Nomor: 322 tanggal 9 Agustus 1928 yang mulai berlaku tanggal 1 Januari 1929 sebagai dasar hukum, maka pemerintah Hindia Belanda telah mengeluarkan ketentuan tentang penataan kembali pemerintah desentralisasi di wilayah Propinsi Jawa Timur. Antara lain dengan menunjuk REGENSCHAP DJEMBER sebagai masyarakat kesatuan hukum yang berdiri sendiri. Secara resmi ketentuan tersebut diterbitkan oleh Sekretaris Umum Pemerintah Hindia Belanda (De Aglemeene Secretaris) G.R. Erdbrink, 21 Agustus 1928. Pemerintah Regenschap Jember yang semula terbagi menjadi tujuh Wilayah Distrik pada tanggal 1 Januari 1929 sejak berlakunya Staatsbland No. 46/1941 tanggal 1 Maret 1941 maka Wilayah Distrik dipecah-pecah menjadi 25 Onderdistrik
Berdasarkan Undang Undang No.12/1950 tentang Pemerintah Daerah Kabupaten di Jawa Timur, menetapkan pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Timur (dengan Perda) antara lain Daerah Kabupaten Jember ditetapkan menjadi Kabupaten Jember. Dengan dasar Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1976 tanggal 19 April 1976, maka dibentuklah Wilayah Kota Jember dengan penataan wilayah-wilayah baru Bersamaan dengan pembentukan Kota Administratif Jember, Wilayah Kewedanan Jember bergeser pula dari Jember ke Arjasa yang wilayah kerjanya meliputi Arjasa, Pakusari dan Sukowono yang sebelumnya masuk Distrik Kalisat. Dengan adanya perubahan-perubahan tersebut, pada perkembangan berikutnya maka secara administratif, Kabupaten Jember saat ini terbagi menjadi tujuh Wilayah Pembantu Bupati, satu Wilayah Kota Administratif dan 31 Kecamatan.
Namun dengan diberlakukannya Otonomi Daerah sejak 1 Januari 2001 sebagai tuntutan No 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah, maka Pemerintah Kabupaten Jember juga telah melakukan penataan kelembagaan dan struktur organisasi, termasuk dihapusnya lembaga Pembantu Bupati yang kini menjadi Kantor Koordinasi Camat. Kemudian dalam menjalankan roda pemerintah di era Otonomi Daerah ini Pemerintah Kabupaten Jember dibantu empat Kantor Koordinasi Camat
Jember memiliki luas 3.293,34 Km2 dengan ketinggian antara 0 - 3.330 mdpl. Iklim Kabupaten Jember adalah tropis dengan kisaran suhu antara 23oC - 32oC. Bagian selatan wilayah Kabupaten Jember adalah dataran rendah dengan titik terluarnya adalah Pulau Barong. Pada kawasan ini terdapat Taman Nasional Meru Betiri yang berbatasan dengan wilayah administratif kabupaten Banyuwangi. Bagian barat laut (berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo adalah pegunungan, bagian dari Pegunungan Iyang, dengan puncaknya Gunung Argopuro (3.088 m). Bagian timur merupakan bagian dari rangkaian Dataran Tinggi Ijen. Jember memiliki beberapa sungai antara lain Sungai Bedadung yang bersumber dari Pegunungan Iyang di bagian Tengah, Sungai Mayang yang persumber dari Pegunungan Raung di bagian timur, dan Sungai Bondoyudo yang bersumber dari Pegunungan Semeru di bagian barat.
Paragraf - paragraf diatas telah memberikan deskripsi singkat tentang Jember, ditambah pada deskripsi pada pendahuluan maka kita akan bertanya dengan kondisi seperti itu maka apa yang dapat dilakukan KAMMI dan waji’ah serta harokah dakwah lainnya dalam rangka membentuk masyarakat Jember yang madani?
Seperti yang dijelaskan pada PENDAHULUAN makalah, maka untuk mencapai keberhasilan dakwah melalui rekayasa sosial menuju Jember madani dapat dilakukan dengan cara – cara berikut :
1. Sinergitas dakwah antara elemen yang ada sehingga perbedaan yang ada tidak menimbulkan perpecahan. “ sesungguhnya orang orang yang memecah belah agama mereka dan mereka terpecah menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu terhadap mereka…”(Al-An’am : 159)
"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara." (Al-Hujurat: 10)
"Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebagian dari
orang-orang yang diberi kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu
menjadi orang kafir sesudah kamu beriman." (Ali Imran: 100)
2. Menggiatkan dakwah dengan peningkatan yang berbanding lurus dalam memberikan ibroh kepada masyarakat.
“ mengapa kamu suruh orang lain mengerjakan kebaikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca kitab?maka tidakkah kamu berfikir?(Al-Baqoroh : 44).
3. Memasyarakatkan budaya hidup Islami
”Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebaikan (amal shaleh), bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridhai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Tetapi barang siapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An-Nur: 55)
4. Menempatkan para alim ulama dan ahli cendekia pada posisi tepat dalam rangka siyasi Jika suatu urusan diberikan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah saat (kehancuran)-nya” (HR.Bukhari
5. Menampilkan nilai-nilai Islam dalam bidang sosial dan politik
6. Menjauhi dan berhati – hati dari musuh yang siap menjerumuskan Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, yaitu syaithan-syaithan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka hendak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan QS, Al-An-am: 112
“Dan mereka didatangi syaitan, lalu dibelokkan dari diri mereka dan ia haramkan atas mereka apa-apa yang telah Aku halalkan dan ia perintah mereka agar menyekutukan Aku dengan sesuatu yang Aku tidak menemukan keterangan apa-apa.” QS. Al-Furqan, 31 Dan sesunggunya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap ummat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thoghut itu”, maka di antara ummat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula diantaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (Rasul-rasul). (An Nahl 36) Hai orang-orang yang beriman, masuklah kaqmu ke dalam secara keseluruhannya, dan jangnlah kamu turut langkah syaithan. Sesungguhnya syaithan itu musuh yang nyata bagimu. (Al Baqara 208)
7. Menggunakan pendekatan yang halus dalam berdakwah Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekeli-lingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka. Mohonkanlah ampun bagi mereka. Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka ber-tawakkalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya. (QS. Al-Imran: 159) Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (QS. Al-Maidah: 2)
8. Memanfaatkan momentum – momentum rutin daerah dalam dakwah dan siyasi islamiah. (misal mencoba masuk dalam acara perayaan tahun baru, JCC, JFC, BBJ, MTQ, Pilkada, PilKaDes, dan moment kepemudaan kemahasiswaan)
Setelah, delapan metode tersebut diuraikan. Maka bagaimanakah peranan KAMMI daerah Jember dalam memanfaatkan segala potensi menggunakan delapan metode yang telah saya uraikan tersebut ?
Sebelum melangkah lebih jauh, kita analisa dulu KAMMDA Jember melalui metode SWAT :
1. Strenght : Nama besar, Alumni di kancah politik, aset, mental individu
2. Weakness : Loyalitas kader, Kualitas kader, Kuantitas Kader, Kurangnya apresiasi masyarakat, Pressure dari waji’ah lain, TIDAK MAMPU MENEMPATKAN DIRI SECARA BAIK PADA MASYARAKAT, daya tawar lemah
3. Opportunity : Mahasiswa UNEJ, POLIJE, STAIN, MOSER, UI Jember, UMJ, dan lainnya mencapai 60.000 yang kurang tersentuh.
4. Thread : Kemerosotan Akhlak pemuda, Kebijakan Kampus dan Daerah, Pihak – pihak musuh islam, dll.
Dari Analisa tersebut bagi yang mencermatinya, KAMMDA Jember mampu mengiringi kemajuan Jember, dengan bersama umat melaksanakan Rekayasa Sosial Apabila individu di dalamnya mampu untuk memanfaatkan segala sumber daya, memiliki visioner yang tajam, managerial KAMMDA berjalan dengan baik. Mampu memanfaatkan peluang dan mengambil resiko yang cermat, dan mampu bermain halus serta lihai dalam strategi dakwah dan siyasinya. Selain itu perlu dilakukan penyehatan internal KAMMDA, dan positioning dalam masyarakat jember dan sinergisitas dakwah terhadap waji’ah lain supaya misi bersama tadi dapat digolkan.
Jika delapan metode tadi dilakukan dengan kombinasi KAMMDA yang sehat maka Insya Allah Jember yang madani dapat diwujudkan. Amieen
Wallahu A’lam Bi Shawab.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masyarakat Jember adalah masyarakat yang heterogen, meskipun mayoritas beragama islam, namun sejatinya kebanyakan adalah awam terhadapa agama. Untuk mencapai keberhasilan dakwah melalui rekayasa sosial menuju Jember madani dapat dilakukan dengan cara menyinergiskan dakwah antara elemen yang ada sehingga perbedaan yang ada tidak menimbulkan perpecahan, menggiatkan dakwah dengan peningkatan yang berbanding lurus dalam memberikan ibroh kepada masyarakat, memasyarakatkan budaya hidup Islami, menempatkan para alim ulama dan ahli cendekia pada posisi tepat dalam rangka siyasi, menampilkan nilai-nilai Islam dalam bidang sosial dan politik, Menjauhi dan berhati – hati dari musuh yang siap menjerumuskan, menggunakan pendekatan yang halus dalam berdakwah, memanfaatkan momentum – momentum rutin daerah dalam dakwah dan siyasi islamiah.
KAMMDA Jember mampu mengiringi kemajuan Jember, dengan bersama umat melaksanakan Rekayasa Sosial apabila individu di dalamnya mampu untuk memanfaatkan segala sumber daya, memiliki visioner yang tajam, managerial KAMMDA berjalan dengan baik. Mampu memanfaatkan peluang dan mengambil resiko yang cermat, dan mampu bermain halus serta lihai dalam strategi dakwah dan siyasinya. Selain itu perlu dilakukan penyehatan internal KAMMDA, dan positioning dalam masyarakat jember dan sinergisitas dakwah terhadap waji’ah lain supaya misi bersama tadi dapat digolkan.
Jika delapan metode tadi dilakukan dengan kombinasi KAMMDA yang sehat maka Insya Allah Jember yang madani dapat diwujudkan.
Tulisan Makalah ane sebagai pra Syarat DM2 Surabaya Rajab 1430
Thursday, 23 July 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Komentar :
Post a Comment
Silakan memberi komentar di sini, No SARA buat komentarnya